Di Guro² Aron - Pengumben, Sabtu 10 November kemaren, ada yang unik menurut saya. Uniknya ada pendamping, kalau pelatih dibilang gak elok juga, karena umumnya disebut pelatih secara profesional tentu ada sertifikasinya dan itu bisa dipertanggung jawabkan. Kita sebut sajalah pemandu.
Apa yang menarik dari sini? Di acara ini, ketika aron naik sampai mulai menari (landek), sang pemandu berkeliling memperhatikan dan terkadang memberikan kode melalui suara mendekati aron sekeliling panggung. Fungsinya adalah mengingatkan bagaimana menggerakkan tangan, langkah seirama, saat kapan tangan naik turun, berputar dan seterusnya.
Apakah semua orang paham akan hal itu? Tentu tidak. Itulah seni profesionalitas. Sama seperti kita menanam kol, tentu banyak cara kita memahaminya, mulai dari kata² orang, pengalaman yang berulang-ulang dan seterusnya. Ketelatenan dalam hal ini (landek) lebih mengandalkan pengalaman dan dari apa yang pernah didapatkan dan didalami kemudian itu diteruskan kepada generasi selanjutnya yaitu generasi millenial karo.
Apa kam pikir seorang profesor dengan karya ilmiahnya lahir begitu saja? Tidaklah ngatt.... Itu semua didapat dari ketelitian sebuah hal dari pristiwa, situasi, kebiasaan dan lain sebagainya dan dituangkan menjadi karya ilmiah, menjadi ilmu pengetahuan kebutuhan hidup manusia, maka akhirnya karya profesor disebut temuan baru.
Pada dasarnya budaya sekitar kita banyak hal temuan² perkembangan yang bisa kita kembangkan sebagai bagian dari ilmu pengetahuan peradaban. Hanya kadang kita merasa spele dan lagi² kita yang menjatuhkannya dengan kata² "MAN KAI KRINA E, LO MAIN E". Pada hal tempat lain tergolong maju memulai segala hal adalah dari kebiasan (budaya) mereka sendiri, kemudian terus dan terus dikembangkan sampai titik ada profesionalitas (ke khususan profesi).