Istilah "Rondong" pada kehidupan orang (kalak) Karo sebenarnya populer sejak tahun 50-an. Rondong itu sendiri berasal dari kata "Aron-aron + Dong" menjadi "Rondong". Sebelum tahun 50-an tidak adalah istilah rondong dalam literatur kamus Karo. Dalam sejarahnya, pertemanan antara muda-mudi Karo itu disebut Aron. Kerja sama kumpulan antara pemuda-pemudi Karo disebut Aron. Pengaruh kata "dong" yang sangat populer di Ibukota - Jakarta, terbawa oleh muda-mudi orang (kalak) Karo yang lajang di Ibukota dan dibawah Tanahkaro. Banyak indikasi bawah kata rondong itu dipengaruhi oleh Karo Langkat / Karo Binjai. Indikasi itu sangat salah. Begitulah penuturan NJ Sembiring dalam Seminar Adat Istiadat Karo (Musda II HMKI DKI Jakarta, Juli 2008).
Lebih lanjut NJ Sembiring menyatakan bahwa muda-mudi Karo itu sangat akrab berteman dalam lingkungan kuta-kuta (kampung) sebelum tahun 50-an disebut Aron. Pemuda Karo yang lajang di Ibukota kembali ke Tanahkaro tepatnya Rumah Sakit Umum - Kabanjahe, karena banyaknya perawat-perawat disana. Sesama pemuda-pemudi itu saling menyapa, "Ise nge Aron-Aronndu". Sehingga muncul kata-kata "Aron-Aron Dong" menjadi "Rondong". Demikian istilah itu berkembang sampai sekarang di tengah-tengah kehidupan masyarakat Karo.
Simak penuturan beliau dalam video berikut ....
Lebih lanjut NJ Sembiring menyatakan bahwa muda-mudi Karo itu sangat akrab berteman dalam lingkungan kuta-kuta (kampung) sebelum tahun 50-an disebut Aron. Pemuda Karo yang lajang di Ibukota kembali ke Tanahkaro tepatnya Rumah Sakit Umum - Kabanjahe, karena banyaknya perawat-perawat disana. Sesama pemuda-pemudi itu saling menyapa, "Ise nge Aron-Aronndu". Sehingga muncul kata-kata "Aron-Aron Dong" menjadi "Rondong". Demikian istilah itu berkembang sampai sekarang di tengah-tengah kehidupan masyarakat Karo.
Simak penuturan beliau dalam video berikut ....
No comments:
Post a Comment