Bentuk Sastra Lisan KARO

Bentuk-bentuk sastra lisan yang terkenal di masyarakat KARO 
1. Ndungndungen
Dapat sisamakan dengan pantun Melayu, biasanya terdiri atas empat baris bersajak. Dua baris pertama berisi sampiran dan dua baris terkahir merupakan isi.

2. Bilang-Bilang
Yang merupakan "dendang duka", biasanya di dendangkan dengan ratapan oleh orang-orang yang pernah mengalami duka nestapa, seperti ibu yang telah meninggal dunia, meratapi kekasih idaman hati yang telah direbut orang lain atau pergi mengembara ke rantau orang.



3. Cakap Lumat
Atau bahasa halus yang penuh dengan bahasa kias, pepatah-pepitih, perumpamaan, pantun teka-teku, dan lain-lain. Cakap lumat biasanya dipergunakan oleh bujang dan gadis bersahut-sahutan pada masa pacaran di malam terang bulan, atau oleh orang-orang tua pemuka adat dalam berbagai upacara, misalnya upacara meminang gadis.

4. Turi-Turin
Atau cerita yang berbentuk prosa, misalnya mengenai asal-usul marga, asal-usul kampung, cerita binatang, cerita orang sakit, cerita jenaka, dan lain-lain. Biasanya diceritakan oleh orang-orang tua pada malam hari menjelang tidur.

5. Tabas-Tabas
Atau mantra-mantra yang pada umumnya hanya para dukun saja yang mengetahui. Konon kabarnya, kalau mantra itu sudah diketahui orang banyak maka keampuhannya akan hilang.

6. Kuning-Kuningen
Atau teka-teki yang dipergunakan oleh anak-anak, pemuda-pemudi, orang dewasa di waktu-waktu senggang sebagai permainan di samping mengasak otak.



No comments:

Post a Comment