Mbaba kampil adalah sebuah lagu karya cipta (alm) Djaga Depari (1922 -1963). Dimasyarakat Karo modern, sejak tahun 90-an ketika terkombinasinya musik tradisional dengan musik keyboard modern, lagu ini biasa dinyanyikan pada saat pesta pernikahan Adat KARO. Adapun lagu ini populer dan umum di nyanyikan dalam acara adat pernikahan ketika runggu (musyawarah) antar sangkep nggeluh pria (menyangkut kalimbubu, sembuyak dan anak beru), demikian juga sangkep nggeluh wanita, sudah selesai dilakukan, dan kemudian diantarlah penganten (lelaki dan wanita) ke tengah-tengah keluarga sangkep nggeluh (kalimbubu, sukut dan anakberu) dan di iringi tari dan lagu Mbaba Kampil.
Lagu mbaba kampil ini sendiri maksudnya dalam hal ini adalah , membawa sebuah kehormatan keluarga lelaki yang nantinya mengelilingi keluarga pihak perempuan sambil menari sampai ke keluarga lelaki kembali. Adapun yang berkewajiban membawa kampil tersebut adalah anak beru dari keluarga lelaki. Untuk lebih jelasnya mungkin bisa kita lihat visual gambar dibawah ini.
Secara spesifik, kampil itu berisikan ramuan sirih dan rokok. Sirih dalam hal ini adalah sebagai simbol kehormatan untuk menghormati kaum wanita dan rokok sebagai simbol menghormati kaum laki-laki. Kedua hal tersebut (sirih dan rokok) di padukan dalam kampil dan dibawa bersama untuk dibawa sambil menari.
Kenapa sirih dan rokok dipilih sebagai sebuah simbol kehormatan? Pada dasarnya sebagaimana kita ketahui di dataran tinggi karo hawanya adalah dingin. Sirih adalah salah satu daun yang bisa menghasilkan rasa hangat dalam tubuh. Sehingga secara turun temurun sirih ini menjadi sangat erat bagi masyarakat karo sampai sekarang. Demikian juga halnya dengan rokok bagi kaum lelaki, dijadikan sebagai penghangat tubuh. Rokok pada masyarakat karo awalnya hanya sebatas tembakau dan daun nipah digulung bersama untuk menjadi rokok. Bukan seperti rokok sekarang yang sudah di campur dengan cengkeh dan lain sebagainya.
Untuk lebih jelasnya bagaimana prosesi adat tersebut dinyanyikan bersama dengan lagu mbaba kampil bisa kita tonton video berikut ini.
Kenapa sirih dan rokok dipilih sebagai sebuah simbol kehormatan? Pada dasarnya sebagaimana kita ketahui di dataran tinggi karo hawanya adalah dingin. Sirih adalah salah satu daun yang bisa menghasilkan rasa hangat dalam tubuh. Sehingga secara turun temurun sirih ini menjadi sangat erat bagi masyarakat karo sampai sekarang. Demikian juga halnya dengan rokok bagi kaum lelaki, dijadikan sebagai penghangat tubuh. Rokok pada masyarakat karo awalnya hanya sebatas tembakau dan daun nipah digulung bersama untuk menjadi rokok. Bukan seperti rokok sekarang yang sudah di campur dengan cengkeh dan lain sebagainya.
Untuk lebih jelasnya bagaimana prosesi adat tersebut dinyanyikan bersama dengan lagu mbaba kampil bisa kita tonton video berikut ini.
Bujur ras mejuah-juah, salam KARO Adat & KARO Erdolat.
No comments:
Post a Comment