Alam Semesta seimbang karena Budaya


Kita mungkin bertanya apa arti gambar diatas. Gambar diatas adalah sebuah temuan ilmu pengetahuan yang menjelaskan sel utama dalam otak manusia "brain cell"  struktruknya  sama dengan sel utama otak alam semesta "the universe". 

Terkait dengan hal diatas bisa kita bandingkan, kehidupan manusia itu sendiri berkembang baiknya dan tidak baiknya sesuai dengan keseimbangan kehidupannya ditentukan oleh daya pikir dengan menggunakan akal pikirannya "otaknya" sendiri. Sama halnya dengan otak alam semesta "the universe". Kita "manusia" adalah bagian dari alam semesta itu sendiri, yang selanjutnya bila kita kaitkan dengan manusia dengan alam semesta itu sendiri, apa yang terjadi pada manusia secara tidak langsung itulah yang akan terjadi pada alam semesta. 


Tentang otak manusia itu sendiri, otak kiri manusia daya kerjanya adalah sebagai media sadar manusia yang kekuatan besarnya akan mengarah kepada bawah sadar yang seterusnya akan bekerja langsung dengan otak alam semesta "the universe". Demikian seterusnya berjalan berulang-ulang secara terus menerus atas apa yang sudah tercipta oleh sang kuasa (Tuhan Alam Semesta). 

Otak sendiri sebagai mana umumnya kita ketahui adalah inti dari pikiran manusia saling terkait satu dengan yang lain selanjutnya disebut sebagai Mahluk Sosial saling membutuhkan. Secara fisik (medis) otak merupakan kontrol utama  dari sistem tubuh manusia yang saling terkait satu sama lain seluruh tubuh dengan jalur-jalur/jalan darah yang selanjurnya disebut sistem syaraf. 

Secara psikologi, otak kiri (memori sementara) manusia berisikan wujud manusia saling berinteraksi secara sadar membuat aturan-aturan kehidupannya untuk memunculkan keseimbangan yang didalamnya adalah emosional, etika berkehidupan, dan lain sebagainya,  otak kanan (memori permanen) adalah berisikan kekuatan intelektual manusia yang selanjutnya bekerja dengan otak alam semesta.

Sebagai perbandingan coba kita belajar dari kasus-kasus yang ada disekitar kita, manusia modern pada umumnya lebih mendominasi pada pikiran, dengan tingginya tingkat emosional yang selanjutnya disebut "gengsi" banyak diantara kita merusak keseimbangan otak itu sendiri dengan melumpuhkan emosional itu dengan konsumsi-komsumsi obat-obat terlarang, sehingga muncullah ketidak keseimbangan dalam kehidupan kita sekarang ini. 

Lebih dari itu, melihat perkembangan pendidikan akan ilmu pengetahuan dengan temuan-temuan pikiran manusia itu sendiri, kita didominasi oleh pikiran emosional itu sendiri, sehingga muncullah emosional tingkat gengsi seperti kasus-kasus korupsi dan lain sebagainya tanpa memperdulikan tingkat keseimbangan antara otak kiri dan kanan itu sendiri terlebih keseimbangan ke sekitar kehidupan manusia itu sendiri terlebih kepada keseimbangan alam semesta yang didalamnya ada manusia. 

Lebih dari itu sekarang yang paling menakutkan adalah HIV / AIDS. Fenomena ini juga menjadi fenomena besar bagi kehidupan manusia. HIV/AIDS juga hampir mirip dengan daya kerja pikiran manusia itu sendiri dengan pikiran dan otaknya. Dalam sistem syaraf manusia itu sendiri berisikan darah. Darah itu juga memiliki otak yang hampir mirip dengan manusia dengan istilah DNA dan RNA. 



Pada dasarnya HIV / AIDS itu menyerang otak darah yang disebut DNA, otak kecil pada darah, yang sifat sama seperti sistem otak kiri manusia. Sementara RNA adalah otak darah yang kuat dalam sistem darah manusia. 

Melihat dari hubungan antara otak manusia dan selanjutnya kepada darah manusia, jelas bahwa pikiran manusialah yang berulah atas apa yang terjadi sekitar kita. Demikian selanjutnya dapat kita simpulkan bahwa ketidak seimbangan disekitar kita terlebih kepada keseimbangan alam sekitar kita sudah barang pasti itu adalah ulah manusia dengan pikirannya yang terlalu mendominasi kegengsiannya. 

Dimasa lalu kita terlebih Nusantara / Indonesia ini yang tersebar dengan berbagai sistem-sistem kehidupan berbudayanya sudah diatur hal ini sedemikian rupa maka keseimbangan selalu terjaga antara kehidupan manusia dengan alam semesta raya. 




Dimanakah titik kesadaran kita atas ini semua, apakah kita masih kurang yakin atas apa yang sudah dilalui masa lalu, tidak untuk kemajuan dan keseimbangan kita semua. Dari tulisan diatas bisa kita simpulkan, dan bisa kita pikirkan sendiri kita hanya butuh Mental untuk menjadi Diri Sendiri selanjutnya mandiri berkembang maju sama dengan peradapan-peradapan yang sudah lebih mengerti keseimbangan kehidupan manusia dan alam semesta raya ini. 

Terima kasih, tulisan ini bukanlah sebuah kebenaran, penulis berharap bisa berpikir lebih jernih menggunakan hati dan pikiran untuk saling mengisi dan memahami semua itu baik diciptakan oleh Tuhan Alam Semesta. (Justie Tarigan)

No comments:

Post a Comment