Kalak KARO Ersada


Orang Karo itu, tanpa dia sadari ikatan batinnya masih kuat, dan itu sangat mempengaruhi membuat dia satu. bukan berarti itu menunjukkan rasis, tidak. apa buktinya...

Perhatikan masing² pertemanan sesama orang karo di facebook, pasti masing² mereka sangat dominan pertemanannya sesama orang karo. Bukan berarti mereka menutup diri atas yang lain, tidak. Tapi itulah wujud ketidak sadaran mereka karena ikatan batin yang kuat. memang ada kalanya perbedaan kaum milenial (lahir tahun 90-an ke atas), tapi mereka ini juga umumnya masih dibawa teguh secara budaya oleh orang tuanya, belum lagi pengaruh budaya yang didominasi oleh gereja (GBKP Khususnya yang banyak membawa hal tradisi budaya kehidupan karo yang diperbaharui).

Kalau pun rasanya ada rasa si-anceng-en melalui "perang status atau perang posting" itu adalah bagian dari menuntut imbal balik bahasa batin itu sendiri ingin dipahami melalui "tersinggung adalah sebagian dari iman", itulah bahasa komunikasi tingkat tinggi secara budaya dan spiritual. tinggal kita memahami apa maksud dan apa arah tujuan bahasa spiritualnya saja. tidak lebih dari itu.

Uniknya, orang karo itu kalau sudah dalam komunitasnya cendrung lebih suka menyelesaikan masalahnya sendiri, dan jarang melibatkan sekitarnya, bukan berarti egois, tapi paling tidak kami mau selesai dulu, selagi kami sanggup ya itulah kami, dan dilain hal akan ada kesempatan kami berbuat kepada sekitar. begitulah ekspansi karo secara budaya. dan kalau mereka diganggu, tanpa sadar secara emosional mereka akan satu walau awalnya mereka berperang secara emosional.

Demikianlah KARO ersada gia si-ANCENG-en secara emosional di medsos terlebih di facebook.

Salam
Justie Trg

No comments:

Post a Comment