BANJIR JAKARTA ??? Gak ada Lho Gak RAME... !!!

Masalah banjir Jakarta adalah masalah yang Multidimensional. Mulai dari daratan luar Jakarta itu sendiri yang sudah tidak sanggup menerima volume air yang cukup besar, Pemerintahnya sendiri yang kurang antisipasi terhadap volume air yang besar, demikian juga penduduknya sendiri yang sangat-sangat sulit untuk dikontrol atau diatur. 

Jika dilihat dari sejarah geografisnya, Jakarta dibentuk oleh sungai-sungai yang mengalir dari wilayah Bogor dan sekitarnya. Sungai-sungai besar yang mengalir ke Jakarta seperti Sunga Ciliwung yang mengalir membawa material hasil letusan 3 Gunung (Gunung Salak, Gunung Geda dan Gunung Pangrango) bersamanya, yang kemudian mengendapkan dan menghasilkan daratan yang kita kenal dengan JAKARTA.
Radio Dalam Jakarta
Fakta uniknya sungai-sunga tersebut juga ikut menerobos daratan yang dibuatnya sehingga membuat Jakarta hingga kini dialiri oleh beberapa Sungai.

Kemudian pada musim kemarau, sungai-sungai di Jakarta ini sangat bau dan dan kering. Tapi pada waktu muslim hujan sungai ini membawa volume air yang sangat besar yang akhirnya membuat daerah tepian sungai jadi ikut Banjir. Saat urbanisasi terjadi dimana Jakarta akhirnya menjadi "banyak orang yang tinggal di pinggiran sungai" sehingga membuat daerah resapan banjir menjadi hilang. Akibatnya banjir tidak mampu diserap daerah tepian sungai lagi dan akhirnya meluap kemana-mana. Belum lagi ditambah penduduk Jakarta yang membuang sampah sembarangan ke sungai seakan sudah menjadi hobby turun temurun yang patut dilestarikan yang pada akhirnya membuat aliran sungai  tidak lancar dan jadilah BANJIR JAKARTA.

Jln Raya Blom M

Urbanisasi penduduk Jakarta juga membuat Jakarta makin padat. Banyak orang yang kemudian ingin membangun rumah di kota BOGOR dan PUNCAK dimana pembangunan ini membuat banyak hutan di daerah tersebut akhirnya digundulkan untuk pemukiman. Akibatnya air hujan diwilayah BOGOR dan PUNCAK yang seharusnya bisa diserap oleh hutan malah menjadi langsung mengalir menuju Jakarta. Volume air yang besar dari Bogor dan Puncak tersebut tidak dapat ditampung oleh sungai-sungai di Jakarta dan jadilah BANJIR di Jakarta.
Diperkirakan pada tahun 2015, kerugian Jakarta  mencapai 3 Triliun Rupiah hanya gara-gara banjir. Pemprov DKI Jakarta harusnya bisa lebih baik menanggulangi masalah ini. Seperti misalnya memberikan peringatan prediksi bencana banjir, melakukan kerja sama dengan berbagai lembaga internasional dan menerapkan peraturan yang tegas untuk dainase dan daerah aliran sungai. Tapi selain pemprov DKI Jakarta, penduduk Jakarta itu sendiri harusnya berpartisipasi aktif mencegah terjadinya banjir, misalkan melaporkan pembangunan tempat tinggal liar ditepian sungai dan melaporkan orang-orang yang hobbynya membuang sampah sembarangan ke sungai melalui media-media kontak yang sudah disediakan oleh pemprov DKI.

Mari kita bangun kesadaran kita cinta akan lingkungan demi kenyaman kita semua... !!!

No comments:

Post a Comment