Mejuah Juah


Mejuah-juah merupakan salam khas bagi orang karo, sama halnya dengan kata "Halo". Selain daripada itu, kata mejuah-juah juga dipakai sebagai kata sapaan pembuka dan penutup saat melakukan percakapan. Dan umumnya untuk kata penutup biasanya di padukan dengan kata "Bujur" yang artinya adalah terima kasih (contohnya : demikian kata ini kami sampaikan, bujur dan mejuah-juah).

Menyangkut kultural kata "Mejuah-juah"  itu sendiri  bisa diartikan adalah mujur, sejahtera, sehat, lengkap dan lain sebagainya menyangkut sisi baik dalam kehidupan masyarakat karo. 

Sehuhungan dengan itu, bila dikaitkan dengan "Lagu Mejuah-juah" yang di karang oleh (alm) Djaga Depari (1922-1963). Lagu ini bermakna sebagai ungkapan kemujuran dalam berkehidupan khususnya orang karo. Dan umum sekali lagu ini di nyanyikan dimana saja sebagai ungkapan terima kasih atas segala hal, baik menyangkut kehidupan, kesuksesan sebuah moment-moment adat serta moment lain sebagai ungkapan rasa terima kasih kepada Tuhan Yang Maha Esa. 


Inilah syarit lagu "Mejuah-juah"

mejuah-juah kita kerina
nande bapa mulia
rikut ken tuah sangap karina
nangtang singalah-ngalahna
rikut ken tuah sangap kerina
nangtang singalah-ngalahna

Syair diatas mendoakan semua orang tua mendapatkan rejeki yang sesuai dan tanpa ada penyakit.

ibas kita pulung pulung metunggung
arihta pe ola rayung
singuda denga ras simetua 
nangtang kerina rogana
singuda-nguda ras anak perana
lampas jumpa atena ngena

Syair diatas menyatakan bawah saat kita berkumpul janganlah ada kata tidak sepakat, baik yang muda maupun yang sudah tua. Seterusnya mendoakan agar muda-mudi segera mendapatkan jodoh sesuai dengan hati. 

namepe rejeki bage
kini malemen bage
nese mesui ate
ras kitik ukur baga

Syair diatas mendoakan agar mendapat rejeki dan hati yang gembira, seterusnya kalau ada penyakit dan sakit hati segeralah hal tersebut hilang disaat yang sama dan seterusnya

ngayo tendinta njujuri dibata
berena sangap man banta
ngayo tendinta njujuri dibata
berena sangap man banta

Syiar diatas mendoakan agar Tuhan mengabulkan segala doa yang baik dan diberi rejeki.

Salam mejuah-juah !!!

Mbaba Kampil

Mbaba kampil adalah sebuah lagu karya cipta (alm) Djaga Depari (1922 -1963). Dimasyarakat Karo modern, sejak tahun 90-an ketika terkombinasinya musik tradisional dengan musik keyboard modern, lagu ini biasa dinyanyikan pada saat pesta pernikahan Adat KARO. Adapun lagu ini populer dan umum di nyanyikan dalam acara adat pernikahan ketika runggu (musyawarah) antar sangkep nggeluh pria (menyangkut kalimbubu, sembuyak dan anak beru), demikian juga sangkep nggeluh wanita, sudah selesai dilakukan, dan kemudian diantarlah penganten (lelaki dan wanita) ke tengah-tengah keluarga sangkep nggeluh (kalimbubu, sukut dan anakberu) dan di iringi tari dan lagu Mbaba Kampil.

Lagu mbaba kampil ini sendiri maksudnya dalam hal ini adalah , membawa sebuah kehormatan keluarga lelaki yang nantinya mengelilingi keluarga pihak perempuan sambil menari sampai ke keluarga lelaki kembali. Adapun yang berkewajiban membawa kampil tersebut adalah anak beru dari keluarga lelaki. Untuk lebih jelasnya mungkin bisa kita lihat visual gambar dibawah ini. 



Secara spesifik, kampil itu berisikan ramuan sirih dan rokok. Sirih dalam hal ini adalah sebagai simbol kehormatan untuk menghormati kaum wanita dan rokok sebagai simbol menghormati kaum laki-laki. Kedua hal tersebut (sirih dan rokok) di padukan dalam kampil dan dibawa bersama untuk dibawa sambil menari. 

Kenapa sirih dan rokok dipilih sebagai sebuah simbol kehormatan? Pada dasarnya sebagaimana kita ketahui di dataran tinggi karo hawanya adalah dingin. Sirih adalah salah satu daun yang bisa menghasilkan rasa hangat dalam tubuh. Sehingga secara turun temurun sirih ini menjadi sangat erat bagi masyarakat karo sampai sekarang. Demikian juga halnya dengan rokok bagi kaum lelaki, dijadikan sebagai penghangat tubuh. Rokok pada masyarakat karo awalnya hanya sebatas tembakau dan daun  nipah digulung bersama untuk menjadi rokok. Bukan seperti rokok sekarang yang sudah di campur dengan cengkeh dan lain sebagainya.

Untuk lebih jelasnya bagaimana prosesi adat tersebut dinyanyikan bersama dengan lagu mbaba kampil bisa kita tonton video berikut ini. 

Bujur ras mejuah-juah, salam KARO Adat & KARO Erdolat.