Tanda Alam (Kejadian Danau Toba)


Beberapa hari belakangan ini kita di dihebohkan dengan bencana kapal tenggelam di Toba. sampai menelan korban. banyak diantara kita menyalahkan aturan yang ada, karena tidak sesuai dengan standarisasi, pelayanan publik yang buruk dan lain sebagainya.


Disisi lain ada opini dari cara pandang berbeda sudah ada tanda-tanda sebelumnya tuk kita belajar dan akan ada bencana dan lain sebagainya. dalam hal ini ada yang memandang gak masuk akal dan lain sebagainya.

Oke aku buat hal rasional begini. kita pahami gunung, gunung kalau dia akan ada reaksi biasanya juga ada tanda-tanda alam berbeda, semisalnya turunnya bintang sekitar karena efek panas dan lain sebagainya memberikan tanda kepada manusia. di masalalu dengan otak imajiner manusia ini dikatakan "nini deleng", atau penghuni penjaga gunung dan lain sebagainya. itu satu bentuk keyakinan manusia menyangkut keseimbangan hidup dan lain sebagainya sebagai satu kesatuan utuh dalam alam semesta. 

Kita kembali ke Toba, kenapa sampai ada bencana dan lain sebagainya.

Saya buat teori dasar secara fisika begini, kita tau bersama kan kalau energi dunia ini adalah satu kesatuan yang berputar dan utuh energi dunia ini gak bisa habisnya. hanya bisa kita kelola dan itu tugas manusia.

Apa kaitannya dengan tanda alam dan keterkaitan dengan bencana, tentu itu yang kita tanyakan. kita lihat program pemerintah yang mendominasikan akan ada luapan massa (orang) terkait program pemerintah tentang pariwisata. sementara aturan-aturan dan regulasi merujuk kepada hal lumrah sampai titik kemanusiaan tidaklah manusiawi. belum lagi masalah AMDAL terkait lingkungan area Toba. Salahnya dimana? Keegoisan manusia itu sendiri tidak ada keseimbangan energi disana, tidak ada perawatan, tidak ada sistem keseimbangan antara area (alam) toba dan sistem yang diciptakan manusia.

Hal wajar dong alam punya cerita, memberikan tanda. kok malah kita menuduh itu hal aneh, apa cuma sejauh itu kita memahami karya Tuhan kita adalah satu kesatuan energi yang saling terkait?

Rasionallah berpikir, bijaklah berkehidupan. belum tentu sesuatu hal itu buruk andanya, berkacalah pada diri sendiri.

Bijaklah kepada alam semesta, sebab itu adalah satu kesatuan dengan kita saling terkait saling membutuhkan dan manusia sebagai pengelola.

No comments:

Post a Comment