Perpadanen Umur Lembu, Bengkala, Biang, ras Manusia

Ibas sada paksa itepa Dibata me si tergelar ‘mahluk hidup’ : 

Wari Sipertama  "Dibata nepa Lembu"
Dibata : o lembu, kutepa me kam janah terpaksa kam pagin nggagat ibas mbal-mbal tupung wari udan bage pe wari las janah umurndu kubereken 50 tahun si dekahna.
Lembu : bujur Dibata, tapi adina latih naring kuakap nggeluhken bana maka adina banci min umurku asa 20 tahun saja, jadi si 30 tahun kuulihken kempak Kam.
Dibata : merandal....

Wari Peduaken "Dibata nepa Bengkala"
Dibata : o kala, kutepa me kam janah dahinndu pagin emkap mperiah ukur manusia/jelma janah kubereken umurndu seh asa 20 tahun dekahna.
Kala : iyak ah, adina dahin pe mperiahi kalak kel ngenca adina banci lo padah seh asa 20 tahun. Adi nina ukurku 10 tahun saja, emaka si 10 tahun kuulihken kempak Kam.
Dibata : lo dalih....

Wari Peteluken "Dibata nepa Biang"
Dibata : o biang, kutepa me kam janah dahinndu pagin emkap tegun si njagai rumah tuanndu janah kubereken umurndu seh asa 20 tahun ka me dekahna.
Kala : iyak ah, adina dahin pe tegun si njagai kel ngenca adina banci lo padah seh asa 20 tahun. Adi pemindonku 10 tahun saja, emaka si 10 tahun kuulihken kempak Kam.
Dibata : bujur.....

Wari Peempatken "Dibata nepa Manusia"
Dibata : o man, kutepa me kam janah dahinndu man minem, tunduh, ras pesenang-senang ukurndu asa gegehndu lit janah kerna si e umurndu kusibari asa 25 tahun kel ngenca dekahna.
Man : bujur Dibata, tapi erkiteken si entabeh-entabeh kel nge bahanndu dahinku uga makana asa 25 tahun kel ngenca bandu umurku?
Dibata : atendu piga tahun yah?
Man : adina banci kerina beligan umur si ulihken sodara-sodaraku si das emkap Lembu, Bengkala, ras Biang min ateku kualoken bas tanNdu nari jadi seh min gia 75 tahun ah.
Dibata : hahahahaha. Adina enggo tetap ukurndu maka ningKu sah katandu.

Tendengenna :
Manusia nggeluh erbage-bage kecibal ibas kerina paksa, e me kap :
1. Asa umur 25 tahun tuhu rata-rata entabeh akapna nggeluh
2. 30 tahun umputenna enggo terpaksa manusia e erlatih-latih bali bage si Lembu
3. 10 tahun ku pudina enggo ka terpaksa manusia e pas bage Bengkala jadi tegun si ngiani kempuna uga gelahna banci lalap tawa dingen meriah ukur kerina kempuna
4. 10 tahun si pendungi enggo pas bage kecibal si Biang, kundul bas lebe-lebe pintun janahna sesekalin ngereng alu sorana uhuk, uhuk, uhuk (sora mbatoki)

Salam ngil-ngil
Pt. Bp. Keke Ginting


KUTA - KUTA

Siapa yang suka disebut atau dikategorikan sebagai "kuta-kuta"? Saya kira hampir tak ada orang yang suka dikatakan sebagai "kuta-kuta", "ndeso", tidak "modern", ketinggalan zaman bahkan mungkin kampungan. Biasanya kita yang tak mengikuti aturan normatif perihal sopan-santun, cara berbicara, cara berpakaian, gestur tubuh, hingga selera, akan segera dianugerahi gelar "kuta-kuta". Singkatnya, gelar tersebut kerap bermakna negatif ataupun tak "trending".

Posting Facebook "Cakrawala Ginting"

Nah berbicara mengenai selera atapun "trend" saya barangkali masuk kategori "kuta-kuta" alias "ndeso" hahahahahahaha

Katanya sungguh lucu memang bahwa saya yang sudah belasan tahun tinggal di pulau Jawa, bergaul dengan banyak orang dari berbagai kalangan, bahkan sedang menempuh tingkat pendidikan tertinggi di Inggris, tapi tetap saja "kuta-kuta".

Salah satu ceritanya begini. Professor atau supervisor saya berkali-kali mengingatkan saya untuk cukup menyebut nama saja: Rachel atau Gill. Katanya tak perlu pakai "embel-embel" "Doc" ataupun "Prof". Cukup panggil dengan Gill. Sebenarnya saya sudah paham mengenai pergaulan seperti itu. Tapi saya kok tetap saja tak kuasa untuk menyebut-nyebut nama mereka, apalagi usianya sudah tua. Akhirnya saya mengaku dan mohon kepada mereka supaya "jangan memaksa" saya untuk memanggil namanya hahahahahaha. Mereka pun "mengalah". Eh, ketika saya bercerita kepada teman saya perihal itu, dia segera mengatai saya: dasar "ndesoooooo"!!

Cerita lainnya begini. Saat-saat sekarang, berkaitan dengan selera musik. Tolonglah jangan paksa saya untuk mendengarkan One Direction, Lady Gaga, atau musik-musik pop yang memang lagi populer. Sungguh tak kuat saya mendengarkan musik-musik populer. Nah, kalau musik Karo tradisional ditambah "patam-patam" , saya betul-betul suka. Lagi-lagi teman saya mengatai: dasarrr "kuta-kuta"!!!!

Tapi, semakin kesini saya justru semakin bangga dengan "kekuta-kutaan" atau "kendesoan" saya. Biarlah saya dikatakan "kuta-kuta". Pernah memang dalam perjalanan hidup, saya merasa minder dengan latar belakang saya yang dari "kuta-kuta", atau tepatnya kota kecil dan etnis yang kurang begitu diperhitungkan. Bahkan saya dulu pernah minder sekali ketika pertama kali kuliah di Jawa. Pada saat menyatakan argumentasi di kelas, teman-teman saya tertawa karena mendengar logat Karo saya begitu kental hehehehehe. Tapi pada akhirnya semua bisa diatasi, bisa diolah. Saya dulunya pun gampang kagum dengan yang "kebarat-baratan". Gampang terpesona dengan yang "kemodern-modernan". Tetapi itu dulu, sekarang malah terjadi arus balik.

Di saat semua orang bangga dikatakan ikut "trend" dan modern, saya justru lebih bangga menempuh jalan yang tidak banyak ditempuh oleh orang kebanyakan. Meskipun memang sering membuat kita menjadi merasa sendirian, tapi bukan berarti kesepian. Tetapi apalah arti hidup, jika kita hanya bisa "mem-bebek" dan mengikuti orang-orang kebanyakan tetapi kehilangan jati diri kita sendiri. Semoga kita lebih berani dan percaya diri menyalakan lilin dan cahaya kita sendiri, daripada hilang di bawah cahaya orang lain.

Saya adalah anak "kuta-kuta"


Kenapa kita BERMIMPI ???

Kenapa kita mimpi ? Kenapa mimpi manusia bisa mengangkang, sedih atau basah ? Dan kenapa sangat sulit untuk mengingatnya ?

Ada sebuah teori yang sangat terkenal yang dikemukakan oleh nini bulang SIGMUND FREUD pada tahun 1899. Dimana ia menyatakan bahwa mimpi kita itu adalah harapan-harapan yang terpendam dari diri kita. Termasuk di dalamnya mungkin kade-kade, nini bulang kita, rumah idaman kita, atau amarah terpendam kita sama orang lain. Dan mimpi pendeknya menurut nini bulang FREUD adalah cerminan  dari harapan-harapan kita yang belum bisa terwujudkan. 


Tapi kemudian pada tahun 1950-an, ketika teknologi canggih mulai berkembang, para peneliti pendeknya menemukan bahwa mimpi adalah efek samping dari proses otak kita yang sedang merajut memori. Singkatnya ketika kita tidur ternyata otak sedang merajut kejadian-kejadian dalam hidup kita yang terjadi dalam sehari, mejadi sebuah memori baru dalam otak kita. 

Mimpi itu sendiri adalah rangkaian memori "bocor" ke bagian otak kita yang lebih ringan. Dan itu terjadi secara alami dibawah alam bawah sadar kita. Akibatnya sering sekali mimpi kita itu gak masuk akal dan aneh .... ???


Lalu pertanyaan selanjutnya, kenapa mimpi kita itu sangat sulit untuk di ingat ? Itu terjadi karena pada saat kita bermimpi, memori jangka pendek kita terpisah dengan memori jangka panjang kita. Dan yang menangkap mimpi kita tersebut hanyalah bagian memori pendek kita. Itu sebabnya kenapa kita bisa mengingat sedikit mimpi kita saat kita bangun tapi kita nggak bisa ingat semuanya. 

Kemudian juga pada tahun 1894 penliti yang lain juga mengatakan bahwa mimpi itu susah diingat karena alurnya yang sering tidak berkaitan dalam satu masa tidur. Ya... seperti halnya Sinetron Indonesia yang alur ceritanya ribet dan gak beraturan. Itu yang membuat mimpi kita akhirnya makin susah diingat oleh memori jangka pendek kita. 


Akhirnya kurang lebih kita tau, kenapa kita bermimpi. Karena nyatanya bermimpi adalah hal yang sangat baik bagi kita. Seperti dapat meningkatkan daya ingat memori kita yang tentunya sangat berguna disaat kita lagi ujian. Lalu mimpi juga terbukti dapat meredam emosi kita, memperbaiki kesehatan mental kita dan bahkan terbukti dapat mengurangi stress kita secara keseluruhan.

Jadi setelah membaca tulisan ini anda makin terinspirasi buat bermimpi, tapi jangan terlalu lama tidur untuk bermimpi. Karena kehidupan nyatapun sama indahnya. 

Selamat mengerti mimpi, terima kasih !!!

Awan terbentuk. Prosesnya bagaimana ya... ???

Awan itu kalo dipikir-pikir enak banget ya. Selalu ada diatas kita untuk menutupi panas terik matahari Indonesia ini yang kita tahu sendiri bagaimana. Tapi gimana awan itu ada disana ? Gimana caranya awan bisa terbentuk ? 

Nah..., untuk memahami caranya bagaimana awan itu terbentuk, coba perhatiin dech, apa yang terjadi ketika air dalam panci tertutup, dipanaskan diatas kompor. Airnya bakal mendidih. Nah, lalu ketika buka tutup pancinya dan kita amati maka akan ada titik-titik air disana. Ini terjadi karena ketika titik air dipanaskan, air akan berubah pase menjadi uap yang umum kita kenal dengan nama penguapan. 

Proses menguapnya air ini menuju tutup panci, ketika uap menuju titik jenuh, ia pun berubah menjadi titik-titik air melalui proses yang kita kenal dengan proses pengembunan.

Jadi ya, awan itu adalah kumpulan titik-titik air yang melayang-layang di atmosfer dalam jumlah yang sangat banyak. Dan sekarang bayangkan air yang dalam panci tersebut adalah lautan. Dan kompornya adalah matahari. Ya..., jadilah awan.

Didalam awan itu sendiri tidak hanya terdiri dari uap atau gas saja. Tapi bercampur baur juga dengan air dan es. Lalu ketika awan itu sudah banyak partikel airnya dan butirannya sudah besar-besar, maka mereka akan jatuh ke bawah sebagai hujan. 

Jadi ya..., sangat menakjukkan. Awan ibarat mesin hidrologi yang berguna menyebarkan energi panas di atmosfer secara merata. Dari tempat yang kelebihan energi panas kek di Indonesia ke tempat yang dingin kayak di Eropa. Jadi selain kita mengeksor Kopi, Kelapa Sawit dan TKI, ya.. kita juga merupakan negara pengekpor awan. (iya juga ya...)

Terima kasih, semoga menjadi pengetahuan yang baik untuk kita semua. Salam cinta alam dan cinta Indonesia yang kaya akan sumber daya alam.

Lampu Lalulitas Berwarna HIJAU, KUNING dan MERAH, KENAPA ???

HIJAU, KUNING dan MERAH

Kenapa harus warna itu ?
Meskipun sudah biasa, masih banyak yang bertanya-tanya. Kenapa lampu lalulintas ini harus berwarna Hijau, Kuning dan Merah? Kenapa bukan yang lain?
Jadi, asal usulnya lampu lalulintas dulu hanya digunakan oleh jalur kereta api di Inggris pada tahun 1830. Saat itu lampu lalulintas kereta menggunakan warna Merah, Hijau dan Putih. 
Warna merah digunakan sebagai tanda berhenti. Karena warna merah sudah dikenal selama berabad-abad sebagai sebagai tanda bahaya. Seperti misalnya warna darah kita yang berwarna merah. Kemudian warna hijau dipilih sebagai warna berhati-hati, karena warnanya dianggap sejuk dan warnanya bisa menenangkan pikiran.  Seperti misalnya kita memandangi video yang sangat luas dan indah. Sedangkan warna putih dipilih karena alasan yang sangat sederhana yaitu karena berbeda dengan dua warna lainnya.
Namun kemudian banyak kecelakaan terjadi karena masinis kereta pada saat itu sulit melihat warna putih saat siang hari. Akhirnya sebagai solusinya warna hijau kemudian diganti menjadi simbol penandaan untuk jalan. Karena warna ini mudah dilihat saat siang maupun malam hari. Lalu warna putih sendiri dihapus dan digantikan oleh warna kuning sebagai penanda untuk berhati-hati.
Pada tahun 1868 karena seringnya terjadi kecelakaan antara pengendara kuda dan penyeberang jalan, sistem rambu lalulintas ini kemudian diadobsi oleh jalan raya. Meskipun lampu lalulintas jalan raya ini  hanya menggunakan warna hijau dan merah serta hanya digunakan pada waktu malam hari. 
Kota Detroit Amerika Serikat kemudian menjadi kota pertama yang adobsi lampu jalan raya berwarna Hijau, Kuning dan Merah, seperti yang kita gunakan hingga sekarang.

Semoga setelah membaca tulisan dan menonton video ini kita semakin patuh pada lampu lalulintas.

Terima Kasih !!!

BANJIR JAKARTA ??? Gak ada Lho Gak RAME... !!!

Masalah banjir Jakarta adalah masalah yang Multidimensional. Mulai dari daratan luar Jakarta itu sendiri yang sudah tidak sanggup menerima volume air yang cukup besar, Pemerintahnya sendiri yang kurang antisipasi terhadap volume air yang besar, demikian juga penduduknya sendiri yang sangat-sangat sulit untuk dikontrol atau diatur. 

Jika dilihat dari sejarah geografisnya, Jakarta dibentuk oleh sungai-sungai yang mengalir dari wilayah Bogor dan sekitarnya. Sungai-sungai besar yang mengalir ke Jakarta seperti Sunga Ciliwung yang mengalir membawa material hasil letusan 3 Gunung (Gunung Salak, Gunung Geda dan Gunung Pangrango) bersamanya, yang kemudian mengendapkan dan menghasilkan daratan yang kita kenal dengan JAKARTA.
Radio Dalam Jakarta
Fakta uniknya sungai-sunga tersebut juga ikut menerobos daratan yang dibuatnya sehingga membuat Jakarta hingga kini dialiri oleh beberapa Sungai.

Kemudian pada musim kemarau, sungai-sungai di Jakarta ini sangat bau dan dan kering. Tapi pada waktu muslim hujan sungai ini membawa volume air yang sangat besar yang akhirnya membuat daerah tepian sungai jadi ikut Banjir. Saat urbanisasi terjadi dimana Jakarta akhirnya menjadi "banyak orang yang tinggal di pinggiran sungai" sehingga membuat daerah resapan banjir menjadi hilang. Akibatnya banjir tidak mampu diserap daerah tepian sungai lagi dan akhirnya meluap kemana-mana. Belum lagi ditambah penduduk Jakarta yang membuang sampah sembarangan ke sungai seakan sudah menjadi hobby turun temurun yang patut dilestarikan yang pada akhirnya membuat aliran sungai  tidak lancar dan jadilah BANJIR JAKARTA.

Jln Raya Blom M

Urbanisasi penduduk Jakarta juga membuat Jakarta makin padat. Banyak orang yang kemudian ingin membangun rumah di kota BOGOR dan PUNCAK dimana pembangunan ini membuat banyak hutan di daerah tersebut akhirnya digundulkan untuk pemukiman. Akibatnya air hujan diwilayah BOGOR dan PUNCAK yang seharusnya bisa diserap oleh hutan malah menjadi langsung mengalir menuju Jakarta. Volume air yang besar dari Bogor dan Puncak tersebut tidak dapat ditampung oleh sungai-sungai di Jakarta dan jadilah BANJIR di Jakarta.
Diperkirakan pada tahun 2015, kerugian Jakarta  mencapai 3 Triliun Rupiah hanya gara-gara banjir. Pemprov DKI Jakarta harusnya bisa lebih baik menanggulangi masalah ini. Seperti misalnya memberikan peringatan prediksi bencana banjir, melakukan kerja sama dengan berbagai lembaga internasional dan menerapkan peraturan yang tegas untuk dainase dan daerah aliran sungai. Tapi selain pemprov DKI Jakarta, penduduk Jakarta itu sendiri harusnya berpartisipasi aktif mencegah terjadinya banjir, misalkan melaporkan pembangunan tempat tinggal liar ditepian sungai dan melaporkan orang-orang yang hobbynya membuang sampah sembarangan ke sungai melalui media-media kontak yang sudah disediakan oleh pemprov DKI.

Mari kita bangun kesadaran kita cinta akan lingkungan demi kenyaman kita semua... !!!