Kalau kalak Belanda yang liat ini, mungkin respon hormon dan rasa pada dirinya pon akan biasa saja. Kenapa? Karena memang gak pernah jadi dan lewat melalui lidahnya dan tercipta rasa, dan dari situlah muncul reaksi-reaksi kimia alami dalam tubuh, seterusnya akan menjadi memory (kolektif) tersimpan bawah sadar kita.
Kenapa sebagian orang Karo bisa teh-tehen melihat ini? Itu tidak lain adalah respon bawah sadarnya yang sebelumnya sudah tersimpan (koletif memory). Ketika melihat saja, mencium aroma saja bisa "nder-der cidurta"
Kalau pun saya menghipnotrapi pikiran, mungkin saat ini orang Karo dan orang pernah merasakannya yang akan sangat mudah mendapat respon.
Begitulah budaya² (cara²) hidup menjadi survive di pertibi si mbelang ini, apa yang kita anggap tinggi responnya bagi kita, belum tentu sama dengan orang lain. Sebab semua hal, diri kita sendiri yang ciptakan, demikian juga orang lain.
Dari itu pahamilah budaya jauh kedalam, karena itu menyangkut kolektif pikiran kita yang kita ciptakan baik bagi sekitar kita. Ada begitu banyak hal yang harus kita kembangkan dan lestarikan serta nyaman tuk kita jalankan.
Di Guro² Aron - Pengumben, Sabtu 10 November kemaren, ada yang unik menurut saya. Uniknya ada pendamping, kalau pelatih dibilang gak elok juga, karena umumnya disebut pelatih secara profesional tentu ada sertifikasinya dan itu bisa dipertanggung jawabkan. Kita sebut sajalah pemandu.
Apa yang menarik dari sini? Di acara ini, ketika aron naik sampai mulai menari (landek), sang pemandu berkeliling memperhatikan dan terkadang memberikan kode melalui suara mendekati aron sekeliling panggung. Fungsinya adalah mengingatkan bagaimana menggerakkan tangan, langkah seirama, saat kapan tangan naik turun, berputar dan seterusnya.
Apakah semua orang paham akan hal itu? Tentu tidak. Itulah seni profesionalitas. Sama seperti kita menanam kol, tentu banyak cara kita memahaminya, mulai dari kata² orang, pengalaman yang berulang-ulang dan seterusnya. Ketelatenan dalam hal ini (landek) lebih mengandalkan pengalaman dan dari apa yang pernah didapatkan dan didalami kemudian itu diteruskan kepada generasi selanjutnya yaitu generasi millenial karo.
Apa kam pikir seorang profesor dengan karya ilmiahnya lahir begitu saja? Tidaklah ngatt.... Itu semua didapat dari ketelitian sebuah hal dari pristiwa, situasi, kebiasaan dan lain sebagainya dan dituangkan menjadi karya ilmiah, menjadi ilmu pengetahuan kebutuhan hidup manusia, maka akhirnya karya profesor disebut temuan baru.
Pada dasarnya budaya sekitar kita banyak hal temuan² perkembangan yang bisa kita kembangkan sebagai bagian dari ilmu pengetahuan peradaban. Hanya kadang kita merasa spele dan lagi² kita yang menjatuhkannya dengan kata² "MAN KAI KRINA E, LO MAIN E". Pada hal tempat lain tergolong maju memulai segala hal adalah dari kebiasan (budaya) mereka sendiri, kemudian terus dan terus dikembangkan sampai titik ada profesionalitas (ke khususan profesi).
Mungkin kadang kita bertanya, kenapa sekarang rata² acara yang melibatkan orang banyak dah umum memakai sound sistem. Itu tidak terlepas dari daya sensitif pendengaran (penerimaan suara) pada terlinga manusia. Semakin padatnya atau banyaknya suara, akan semakin berkurang daya tangkap suara pada telinga manusia itu sendiri yang di dalam ilmu fisika disebut hambatan. Kalau dulu di kampung, mungkin tidak seberapa yang bisa kita tangkap suara berlebih, karena standart suara² masih sebatas karya alam semesta raya, tapi mengingat akal manusia, akan semakin banyak ciptaan yang berlebih juga atas aktifitas suara² dan kekuatannya. Bayangkan seperti dikota yang begitu hiruk pikuknya kesibukan, ada ribuan suara yang sensitif ke telinga manusia, dan semua itu ada batasnya sampai ke titik fokus pendengaran manusia. Makanya dengan akal, manusia menciptakan sound sistem (pengeras suara dan variasinya) agar sampai pesan utama dengan tingkat kekuatan lebih dari suara sekitar. sada masa anak SMP tersungkun ...
danak² : o abang pershoting, nindu adi manusia biasa banci begikenna sora 20 Hz seh 20.000 Hz.
pershooting : owe kin, nce...
danak² : adi Arib (kelelawar) dahkam terdatasen pe begina, eme 3.000 HZ sd 120.000 Hz
pershooting : payo kin, nce kai masalahna...
danak² : nindu pernah tersinget, lit ka manusia si la biasa banci seri pembegina ras Arib (kelelawar). uga maka bage...
pershooting : lit kin... saja mis kari sungkun kalak kai agamandu
danak² : lalap bang, kataken gia uga kin ih...
pershooting : adi terterima cupingndu frekwensi rendah ras tertinggi asa jelma sideban, brarti getar otakndu lebih ras kekuatenndu pe lebih bre Dibata kerna ketubuhenndu ku pertibi enda. saja mis ita sungkun kalak "Kai Agamandu, ula jului Dibata" nina. pada hal ilmu pengetahuan kal e sekitarndu. ngo yah, ena saja lebeh...
danak² : eee.. abang pershooting, bagah, la nggerak peh..
Kalau sering kita lihat perang status di medsos terlebih facebook, itu sebenarnya bukanlah hal aneh. Tapi itu bahasa batin.
cat : Teknis komunikasi yang paling primitif secara kebudayaan adalah bahasa verbal. sementara teknis komunikasi batin adalah teknis komunikasi paling tinggi secara budaya dan spiritual.
Dominan kita budaya ketimuran memang demikian adanya, semua hal mengarah ke hal batin - spiritual. Apakah itu buruk ? Tidak juga. Pada dasarnya itu menuntut kebersamaan secara sosial. buktinya kita melimpahkannya ke media sosial yang disana ada emosional manusia. Kalaulah seandainya tidak menuntut kebersamaan, ngapain dilimpahkan ke media sosial, limpahkan saja ke "ragunan, taman safari, dan lainnya" yang tidak ada hubungannya dengan emosional manusia.
Begitulah umumnya kita orang Indonesia, jadi jangan aneh kalau sekarang ini kita terus menerus berusaha menyatukan diri melalui ikatan batin. Buktinya lihat saja di gadget anda, ada begitu banyak tercipta group-group. Ada group reunilah, group budaya, group keluarga dan lain sebagainya.
Kalaupun rasanya sebuah status seakan menyinggung orang lain (kata orang karo CIKURAK), itu juga sebuah bukti kita menuntut sebuah pengertian dari orang lain. Terlepas ada jawaban atau tidak dari yang dimaksud, tapi itulah bahasa batin.
Demikian juga dengan hal lain, semisalnya anda membuat sebuah posting (status), saat anda memberikan emosion tawa, like, senyum dan lain sebagainya, itu adalah jawaban atas bahasa batin tanpa ada komen.
Seterusnya, kalau dikomen, di like saja tanpa ada komen balasan, itu adalah balasan bahasa batin itu sendiri.
Unik bukan? Itulah komunikasi ketimuran tingkat tinggi selain bahasa verbal.
Kalau mencari sempurna, kita tidak akan pernah bertemu, tapi kesempurnaan itu ada dikala kita paham dan mengerti apa yang kita pahami pada diri kita sendiri.
Adi jumpa kita ras kalak Barat ntah Amerika, ula kita sengget adi ia ngerana terus terang. adi la akapna pas katakenna saja la pas alu bahasa datar.
contohna ....
Adi terpejak kita nahena, mis kal bage nina "you hurt me, sakitindu aku e", nina janahna nuduhken nahena siterperjak. Tapi adi terperjak kita nahe turang seninanta Jawa nari, mis bage nina "mas maaf, kakinya digeser sedikit", nina janahna nuduhken nahena si terperjak.
Lain ka adi kalak karo adi terpejak nahena, reh nina "bagi simesui kuidah e, tah perlu nge geserndu sitik kal terjenan nahendu e" nina janahna natap nahena siterpejak. Mbarenda nge, lang gundari ban pengaruh budaya barat mis nge "nahe me adahku...." nina...
Nah, bage kam budaya nggeluh kalak karo e, maka nibahan aturen nggeluh, em tehnik komunikasi tingkat tinggi secara budaya erkiteken lit ikaten bathin. Makana nibahan aturen-aturen nggeluh arah simbol-simbol babah, maka la langsung bahasa verbal nibahan. Lang me banci nge adi empo ate. Empo ateku pa, mis saja baba impal ah ninta misalna.
Iadi ula kita heran, secara agama kita maju, tapi secara budaya kita mundur kubelakang erkite-kiteken la kita bijak njagasa
Orang Karo itu, tanpa dia sadari ikatan batinnya masih kuat, dan itu sangat mempengaruhi membuat dia satu. bukan berarti itu menunjukkan rasis, tidak. apa buktinya...
Perhatikan masing² pertemanan sesama orang karo di facebook, pasti masing² mereka sangat dominan pertemanannya sesama orang karo. Bukan berarti mereka menutup diri atas yang lain, tidak. Tapi itulah wujud ketidak sadaran mereka karena ikatan batin yang kuat. memang ada kalanya perbedaan kaum milenial (lahir tahun 90-an ke atas), tapi mereka ini juga umumnya masih dibawa teguh secara budaya oleh orang tuanya, belum lagi pengaruh budaya yang didominasi oleh gereja (GBKP Khususnya yang banyak membawa hal tradisi budaya kehidupan karo yang diperbaharui).
Kalau pun rasanya ada rasa si-anceng-en melalui "perang status atau perang posting" itu adalah bagian dari menuntut imbal balik bahasa batin itu sendiri ingin dipahami melalui "tersinggung adalah sebagian dari iman", itulah bahasa komunikasi tingkat tinggi secara budaya dan spiritual. tinggal kita memahami apa maksud dan apa arah tujuan bahasa spiritualnya saja. tidak lebih dari itu.
Uniknya, orang karo itu kalau sudah dalam komunitasnya cendrung lebih suka menyelesaikan masalahnya sendiri, dan jarang melibatkan sekitarnya, bukan berarti egois, tapi paling tidak kami mau selesai dulu, selagi kami sanggup ya itulah kami, dan dilain hal akan ada kesempatan kami berbuat kepada sekitar. begitulah ekspansi karo secara budaya. dan kalau mereka diganggu, tanpa sadar secara emosional mereka akan satu walau awalnya mereka berperang secara emosional.
Demikianlah KARO ersada gia si-ANCENG-en secara emosional di medsos terlebih di facebook.
ada yang bilang CIKURAK itu gak baek. tapi tergantung juga. kalau gak kita pahami kedalam seperti melihat KUDIN saja, mbiring diluarnya, taunya kalau kita tulihken kedalam bisa memasak beras, dan didalam itu bersih dan bisa menghidupakan orang lain sekitarnya. weeenak siakap man...
ertina, pahami lah sesapih kita.
sada pedomanta nggeluh kebiasan kalak karo, umumna kita perpusuh. ertina, erbelas pe harus lit etikana, lah gelah seterusna bahasa bathin ngerana seterusna ndarat kata belas arah babah. makanan nai-nai nari kebiasanta ngerana labo kata "tang telpus", kai kata babah e turiken.
sada alasen kita CIKURAK bagem, adi ngerana kalak "tang telpus" la teraloken, mis kita sedaken, nakil ka pe kita ngit. piah sidarami inganta nuriken isi pusuh ras perukuren, terlebih lit ras langna ije jawaben, hal belakang. kai si kencit bas pusuh lah ngo salang lebeh. "itu kekayaan budaya kegeluhen masa laluta" harus siergai.
adi sipedomani krina budaya darat nari jadi pedoman kegeluhenta, butuh waktu ratusen tahun tuk ngerubahsa, makana ula kita heran terluap emosionalta erbelas bas media sosial hanya sebatas luapen "bathin" pusuh si enggo sampur kal.
sada contoh lit pernanden erbelas, "o kadeh, em longor kuakap kam to" nina misalna, sembelah mis ka naik gulana. ekap ade "tang telpus" sembelah adi balas kari katane, la pas akap atena ka, pada hal katane kata tuhu "kata tang telpus". pusuh enggo dem, emaka darami inganna medaratsa, maka mulihi lume pusuh. tersena CIKURAK.
em ban biasa kita dengan bahasa peradapen "bathin" ngerana. solusina la sulit, cukup sipahami kubas, bagi ngenen KUDIN. ula pantilna saja, tapi pake pusuh peraten, kai ndia maksudna ateta sajah.
kalau saya sih senyum saja. kenapa? karena itu cuma gedung, yang disatukan oleh kebersamaan jemaat, dikumpulkan dari berbagai kesanggupan dan cara berpikir dan muncul ide ekonomis.
secara sederhana itu hanya materi dunia yang dikelola oleh pikiran kita. kalau kita marah (emosional) itu artinya pikiran kita menyembah (memberhalakan) sebuah gedung.
secara tidak sadar pikiran manusia memang begitu, kalau sudah tercipta didalamnya CINTA, akan muncul emosional (yang didalamnya ada ego) terpicu dan terdorong menjadi amarah.
semisalnya anda merasa tidak adil. kembalikan lagi pikiran kita kepada 3 tugas gereja "Koinonia (bersekutu), Marturia (bersaksi) dan Diakonia (melayani)". kalau belum sanggup, wajar kita dibakar oleh Tuhan. Jadi jangan anggap itu ketidak adilan, tapi itu adalah hukum keadilan yang dihadirkan Tuhan melalui cara berbeda.
jangan pernah salahkan orang lain sekitar kita, anggaplah itu satu bagian ketidak sanggupan kita menjadi Kristen. menjadi kristen itu berat kalau tidak mendalami diri sendiri, tapi ringan kalau kita paham diri sendiri.
mau anda menjadi bagian dari politisasi (logika) secuil pikiran manusia? silahkan saja, itu hak kita bersama berpikir. tapi secara tidak langsung fungsi kristen secara spiritual dalam hidup kita hilang hanya karena sebatas gedung yang kita berhalakan. gak ada bedanya kita seperti keyakinan masalalu juga, marah kalau sebuah pohon besar di potong-potong kita anggap menghina Tuhan kita.
(4) Protokol (Anakberu) erbelas kata persinget pengarapen segelah bas panggungna kari masing-masing erbelas. Lah krina muat bagin, mbereken kata pengapul ras telah² nandangi kalimbubu si idilo dibata.
(5) Protokol mbukui gendang, "gendang enda gendangndu, bukui penggual"
Orang karo yang sering ke kerja² seputar Jabodetabek atau kalangan permata GBKP kalasis Jakarta - Banten - Kalimantan pasti kenal siapa ini, namanya Cornelius Ginting yang populer dipanggil Mburak per tudung. sekarang dia punya usaha namanya "Lamela Ngosei"
Oke, kita tidak membahas dari sudut pandang adatnya, tapi kita belajar dari ilmu ekonominya saja.
Membangun "Lamela Ngosei" apakah dia langsung besar? Tidak, dia ngutang dulu, sama seperti negara ini sekarang berawal dari infrastruktur, sakit beberapa tahun.
Contohnya begini, secara asset, bukan dia tidak mampu langsung membeli beberapa pakaian adat dan kemudian itu disewakan seperti halnya sekarang. Kira² subsidilah kalau negara ini. kan bisa jual aset (tanah orang tua misalnya) kemudian itu dijadikan sebagai modal usaha. itu tidak dilakukan, tapi membuka jalan dulu, membuka jaringan yang selanjutnya disebut trust.
Caranya, kalau disebut pencitraan gak elok. Tapi itulah kenyataan. Sering berkunjung ketempat-tempat acara adat, terlibat dalam acara-acara budaya dalam Gereja. Kemudian dengan keahlian dan ilmu yang didapatkan itu dimanfaatkan. Lama kelamaan dia mendapatkan kepercayaan, dan dari sana berusahalah mendapatkan dana seadanya melalui ngutang. Dengan kreatifitas kerjanya orang lain percaya, dan dia serius. Bukan gak ada halangan, ada begitu banyak kendala, ada protes besar-besaran, ada bullyan juga di medsos, tapi itu tidak pernah ditanggapi serius, dia belajar dari itu semua. "Begitulah karakter orang," begitulah dalam benaknya.
Dengan berusaha menciptakan prinsip sabar, semua terbangun. dari jaringan trust (kepercayaan), coba bayangkan dalam acara adat, untuk membuat (sewa) tudung saja sudah ada harga 50 rb, sudah lengkap dengan kain dan pemasangannya. kalikan saja, untuk 10 orang saja sudah 500 rb. Di lain hal dia memiliki disiplin mendidik muda-mudi dalam melatih gerak tari karo. Sekarang dia melakukan itu semua tidak lagi sendiri. Untuk porsi pemesanan banyak dia mengajak yang konsisten dan mau terlatih untuk hal yang sama.
Apa hikmah dari ini semua? Hilangkanlah sifat kebencian dalam pikiran kita, bangunlah jaringan trust (kepercayaan). sebab jago pun kita, akan dikalahkan oleh mereka yang mau terbuka untuk segala hal adalah belajar. kalau masih berpikir iblis²an, bye bye my love me kita....
Ada banyak dan mungkin lebih seperti mburak ini di Tanehkaro atau Di Jakarta, tapi bagaimana membangun trust itu yang susah. "Motu ngah" ninta, ya memang motu, tapi jagonta tading ban kinijagonta e ka...
Indonesia terkenal dengan keragaman suku dan budayanya.Tiap-tiap daerah memiliki tata cara dalam menjalankan adat istiadat yang berbeda-beda. Terutama dalam hal prosesi perkawinan. Seperti pada Suku Karo, dimana suku ini memiliki tata cara prosesi perkawinan yang tergolong unik.
Berikut penjelasan tentang tata cara perkawinan dari Suku Karo (secara garis besar).
Nangkih
Sebelum melangkah ke jenjang perkawinan, tentu masing-masing calon pengantin memberi tahukan siapa calon pendamping hidup mereka. Untuk memberi tahunya pun harus melalui anak beru (pihak yang menerima anak gadis dari marga lain). Kemudian pihak anak beru membicarakan kapan bisa ke rumah kalimbubu (si pembawa marga) untuk membahas rencana “Mbaba belo selambar”
Mbaba Belo Selambar
Dalam adat Karo, mbaba belo selambar artinya tempat berkumpul di rumah kalimbubu. Pada acara ini, pihak laki-laki membawa nasi dengan lauknya untuk makan sebelum percakapan dimulai. Setelah acara makan selesai, pihak dari laki-laki memulai percakapan antara anak beru kedua belah pihak, dalam acara mbaba belo selambar ini, tugas kalimbubu hanya mendengarkan apa saja yang akan dilakukan dan dibicarakan kemudian. Setelah mendengarkan “unek-uneknya” kemudian pihak kalimbubu-lah yang akan melengkapi.
Nganting Manuk
Pada prosesi ini, kedua belah pihak membicarakan tentang gantang tumba (mas kawin). Kalimbubu dan mata kerja atau membahas masalah tanggal, bulan dan tahun digelarnya pesta pernikahan.
Kerja Adat atau Ersukat Emas
Dalam kerja adat ini semua saudara berkumpul. Baik dari pihak laki-laki dan perempuan. Kemudian acara dimulai dengan doa kemudian acara runggu dimulai. Pada acara ini, ada tahapan-tahapan yang harus dijalankan.
Kerja Nereh Empo (Pesta Adat Perkawinan)
Pada hari yang telah ditentukan diadakanlah pesta adat perkawinan. Hari itu semua sangkep nggeluh (keluarga dekat) dari kedua belah pihak hadir untuk memuliakan pesta perkawinan itu. Apabila pesta itu adalah sintua (agung), yakni dengan memotong kerbau dan erkata gendang, dan kalimbubu membawa ose anak berunya (sukut). Akan tetapi, di daerah Karo Jahe (Langkat) apabila pesta sintua, maka perkawinan diawali dengan erpangir kulau (mandi untuk membersihkan diri ke sungai). Dimana kedua pengantin diarak mengelilingi kampung ke sungai untuk erpangir kemudian ketempat pesta. Pengantin laki-laki pada waktu diarak ini tidak memakai baju (kemeja). Ada pun acara yang dilakukan dalam kerja nereh empo ini meliputi, nangketken ose, nuranjang/ngelangkah, ertembe-tembe, pedalan ulu emas, aturan menari/telah-telah, dan sijalapen.
Sukut antara kedua belah pihak untuk melihat kedatangan sangkep nggeluh termasuk diantaranya kalimbubu/puang kalimbubu dengan anak berunya. Setelah itu dibahaslah janji sebelumnya ketika nganting manuk, jika tidak ada perubahan, maka sebelum dijalankan/dibayari utang maka terlebih dulu ditanya ketulusan antara pengantin. Apa makna dari pesta itu, dari situlah maka dijalankan utang adat, biasanya disitu dijalankan 3 kali, dalam pesta adat ini biasanya dibuat sijalapen (tanya jawab sebagai saksi) yang sudah ditetapkan sebelumnya sewaktu nganting manuk (6 dari pihak laki-laki dan 5 dari pihak perempuan).
Ketika pihak pengantin perempuan memberikan utang peradaten kepada sanak saudaranya, maka dijemputlah pengantin perempuan dari jabu (rumah) kalimbubu oleh pihak pengantin laki-laki untuk membayar utang adat kepada singalo ulu emas, setelah itu diantar kemudian dikembali lagi ke rumah kalimbubu. Setelah itu tikar runggu dilipat, maka semua sanak saudara berdiri untuk menjemput pengantin perempuan diiringi dengan lagu “Mbaba kampil”. Kemudian itu kedua pengantin menari dan bernyanyi antara 2 dan 3 lagu, seterusnya pengantin diantar kepelaminan beserta dengan orang tua kedua belah pihak. Setelah itu maka dimulai menyampaikan/berbicara berganti-gantian yang biasanya dimulai oleh sukut dari pihak pengantin laki-laki dan seterusnya. Ketika jam 1 disinilah jamnya makan siang/pekesahken, siap itu maka dilanjutkan acara menyampaikan kata-kata oleh sanak saudara kedua belah pihak.
Persadaan Tendi
Persadaaan tendi ini biasanya disiapkan nasi beserta lauknya untuk pengantin, kemudian makanan itu memiliki arti memberikan tenaga yang baru, tenah beru kepada kedua pengantin. Saat itu mereka makan sepiring berdua di dalam kamar yang telah disiapkan. Pada makanan tersebut tidak ada perbedaan yang mana bagian pengantin laki-laki dan bagian pengantin perempuan. Dalam acara ini biasanya dibuat ngapuri belo yang diberikan kepada pihak yang rebu/erturangku/bengkila, maupun kepada yang merubah tutur mereka.
Ertaktak kerna biaya/pengeluaran
Ini biasanya dilakukan setelah acara pesta adat selesai di rumah kalimbubu dalam waktu yang telah ditentukan. Pada acara ini ditanya masalah pengeluaran dalam acara pesta adat. Mungkin pada pesta tersebut masih ada utang yang belum dibayar, baik dari anak beru, sembuyak maupun kalimbubu. Disini anak beru makan bersama dengan kalimbubu,di sini diselesaikanlah semua masalah biaya.
Ngulihi Tudung
Artinya disini setelah 2-4 hari acara pesta selesai pengantin datang ke rumah kalimbubu mengambil pakaian pengantin perempuan. Biasanya pada acara ini dibawa nasi beserta lauknya. Acara disini hanya sekedar mengambil/ menjemput pakaian pengantin perempuan sekaligus untuk minta doa agar sungguh-sungguh dalam menjalani kehidupan yang baru.
Ayahh.... Ibuuuuu..... Sangat dingin ternyata di Danau Toba tercinta ini.... Tapi tubuhku sudah mulai terbiasa dgn hawa di dalam air ini..... Sangat berbeda dengan hawa di daratan yg bgtu panas, terik dan menyakiti tubuhku dgn paparan sinar matahari ataupun terluka akibat saudara kita yg lain.... Dsini aku tak merasakan sakit lagi ibu.... Tubuhku trasa nyaman dgn air ini yg bgitu menyejukkan di stiap pori2 kulitku.... Bagaimana ini ibu? Ayah??? Saudara2 ku??? Spertinya tubuhku enggan ke darat lagi.... Tapi aku kepikiran kehadiranku yg kalian tunggu.... Aku mengingat kalian menungguku di darat dermaga.... Ku dengar kalian menangis tak henti dan saling menyalahkan... Jangan lagi ya, karna kami sudah nyaman dsini walau awalnya aku panik ketika air Danau masuk dari mana saja ke dlam tubuhku. Tapi aku tarik nafas panjang dan kupanggil nama Tuhan... Dsini banyak jg sperti aku.... Sketika tubuh ku mreka mulai trasa nyaman duduk di kapal ini sambil melihat ikan dan penguasa Danau Toba di dalam sini... Ayah.... ibu.... saudara2ku.... Kebingunganku membuat ku tak tenang disini.... Jiwaku mrindukan kalian.... Tapi ragaku tlah nyaman disini.... Bolehkan ku minta 1 hal??? Agar aku tau kalian smua baik2 dsana... Karna aku baik2 dsini.... Bila ragaku tak smpai ke darat di hari ke 7, bawalah air Danau Toba dalam 1 botol.. Pulanglah dan Doakan aku.. Aku juga inginn... Bercerita pada Tuhan langsung bahwa aku menyayangi kalian.... Klo di bri kesempatan kita brtemu di taman surga Tuhan nanti.... Aku rindu kalian, ucap namaku di dalam doa kalian yaa... ayahh.... ibu. ... saudara2ku..... Tertanda... Kami penumpang di kapal SINAR BANGUN DANAU TOBA sumber : https://www.facebook.com/photo.php?fbid=10209444048176497&set=a.3469651038375.110834.1784071771&type=3&theater
Beberapa hari belakangan ini kita di dihebohkan dengan bencana kapal tenggelam di Toba. sampai menelan korban. banyak diantara kita menyalahkan aturan yang ada, karena tidak sesuai dengan standarisasi, pelayanan publik yang buruk dan lain sebagainya.
Disisi lain ada opini dari cara pandang berbeda sudah ada tanda-tanda sebelumnya tuk kita belajar dan akan ada bencana dan lain sebagainya. dalam hal ini ada yang memandang gak masuk akal dan lain sebagainya.
Oke aku buat hal rasional begini. kita pahami gunung, gunung kalau dia akan ada reaksi biasanya juga ada tanda-tanda alam berbeda, semisalnya turunnya bintang sekitar karena efek panas dan lain sebagainya memberikan tanda kepada manusia. di masalalu dengan otak imajiner manusia ini dikatakan "nini deleng", atau penghuni penjaga gunung dan lain sebagainya. itu satu bentuk keyakinan manusia menyangkut keseimbangan hidup dan lain sebagainya sebagai satu kesatuan utuh dalam alam semesta.
Kita kembali ke Toba, kenapa sampai ada bencana dan lain sebagainya.
Saya buat teori dasar secara fisika begini, kita tau bersama kan kalau energi dunia ini adalah satu kesatuan yang berputar dan utuh energi dunia ini gak bisa habisnya. hanya bisa kita kelola dan itu tugas manusia.
Apa kaitannya dengan tanda alam dan keterkaitan dengan bencana, tentu itu yang kita tanyakan. kita lihat program pemerintah yang mendominasikan akan ada luapan massa (orang) terkait program pemerintah tentang pariwisata. sementara aturan-aturan dan regulasi merujuk kepada hal lumrah sampai titik kemanusiaan tidaklah manusiawi. belum lagi masalah AMDAL terkait lingkungan area Toba. Salahnya dimana? Keegoisan manusia itu sendiri tidak ada keseimbangan energi disana, tidak ada perawatan, tidak ada sistem keseimbangan antara area (alam) toba dan sistem yang diciptakan manusia.
Hal wajar dong alam punya cerita, memberikan tanda. kok malah kita menuduh itu hal aneh, apa cuma sejauh itu kita memahami karya Tuhan kita adalah satu kesatuan energi yang saling terkait?
Rasionallah berpikir, bijaklah berkehidupan. belum tentu sesuatu hal itu buruk andanya, berkacalah pada diri sendiri.
Bijaklah kepada alam semesta, sebab itu adalah satu kesatuan dengan kita saling terkait saling membutuhkan dan manusia sebagai pengelola.
Trites atau Pagit² merupakan salah satu makanan yang sangat khas bagi Kalak (orang) Karo. Makanan ini dominannya di sajikan atau dihidangkan saat-saat pesta rakyat seperti pesta tahunan (kerja tahun). Karena umumnya lembu dipotong oleh anak kampung. Disamping khas makanan ini tergolong ekstrim bagi kebanyak orang. Kenapa saya sebutkan ekstrim? Karena bahan utama adalah olahan yang di ambil dari lambung (usus) lembu.
Kalau kita perhatikan lembu, dia memproses makanan itu adalah dua kali, setelah dia memakan rerumputan itu tidak di olah langsung oleh lambung, tapi disimpan sementara. Ada kalanya dia merasa santai atau tidak bekerja aktif, saat itulah apa yang sudah dimakan sebelumnya akan di tarik ulang ke mulut dan di kunyak kembali.
Rerumputan yang pertama masuk itulah yang di ambil dan di olah kembali menjadi makanan khas oleh Kalak (orang) Karo. Dengan kombinasi bumbu yang disesuaikan dan kombinasi daging, kulit, tulang belulang lembu (sapi) daun singkong dan sebagainya.
Kabarnya di Philipina tepatnya di daerah Mindanao Selatan, Propinsi South Cotabato ada kuliner yang serupa namanya pait-pait. Kalau di Karo rasanya Pedas karena pengaruh penyedap rasa Cabe sementara di Philipina tidak.
Di zaman now Trites ini populer juga disebut Soto Karo
Tauhkah kita di zaman dulu perkolong-kolong itu begitu sangat dihargai. Sehingga ketika mereka pergi ke kuta-kuta sangat diistimewakan. Bahkan tempat duduknya pun dibuat amak mbentar (tikar khusus berwarna putih)? Saya rasa tidak...
Begini, terlepas sejarah bagaimana adanya perkolong-kolong di Budaya Karo, mereka dengan keahlian Tari KARO dan Suaranya adalah Pembawa Pesan (Pelayan). Kenapa ? Karena mereka nampil ke berbagai tempat dan dari sana mereka mendapat wawasan. Dari wawasan itu kemudian di paparkan melalui Lagu ketika mereka adu landek (menari dan bernanyi). Didalamnya ada jagar-jagar (canda seadanya), ada cerita dari kampung lain sebagai bahan pertimbangan kita dalam berpikir. Belum lagi dari sisi fashion biasanya mereka membawa hal-hal baru disekitar kita, karena pada umumnya perkolong-kolong itu akan update perkembangan zaman. Akhirnya pasang mata kita mengarah ke mereka dan pikiran kita bijak untuk itu. Dan saat mereka nampil, tanpa kita sadari hati dan pikiran kita sedang di pimpin oleh mereka.
Dengan sikap mental yang mereka miliki, mereka harus bisa menguasai kita. Makanya terkadang mereka mengajak anda berinteraksi. Contohnya... uga berita kena nakee..., me begiken kena denga nge kami nakee.... Itu mereka lakukan atas dasar wawasan mereka memahami kita, memberikan kita semangat dan lain sebagainya
Sisi lain mereka adalah pendoa melalui lagu pemasu-masun. Dan hal lain juga mereka adalah motivator bagi kita yang melihatnya. Dengan penampilan mereka kita akan fokus secara melihat, mendengar, pikiran dan itu akan menyatu dengan Alam Semesta, dan Tuhan akan bekerja untuk itu. Pernah kah kita sadari itu ? Dominan tidak. Apalagi kita kalak KARO yang didikan kerasnya dengan pendidikan, sekolah nakku, sekolah ndai nakku. Akhirnya hal kecil tapi berpengaruh besar disekitar kita tidak kita sadari sangat berguna bagi sekitar kita. Terlebih lagi KUTANDAI KUDIN NININA.
Ubahlah minset itu, buka hati dan pikiran kita. Disisi lain kita tidak bisa seperti mereka. Dengan sikap mental mereka, dengan keberanian mereka, dengan talenta mereka yang membuat kita terhibur dan lain sebagainya. Seberapa kesenangan menuju sebuah sehat secara pikiran ketika kita mendengar dan melihat mereka. Sadarilah akan hal itu adalah hal penting bagi diri kita juga.
Hidup ini gak sebatas kita memiliki ekonomi bisa kita beli segalanya. Banyak hal kecil tanpa kita sadari mendatangkan kebahagiaan dan kesehatan tapi kita anggap MURAHAN. Bagi saya pribadi, cara berpikir kita yang MURAHAN hanya sebatas materi nyata. Materi yang tersupplay ke diri kita dari kesenangan mendatangkan oksigen baru ke kepala kita, kegembiraan bagi hati kita gak kita nilai. Sadarlah akan hal itu semua kita adalah ada andil sangat penting dalam kehidupan terlebih kita orang karo dalam Berbudaya...
Rengget KARO keyboard adalah program pikiran playernya sendiri. Di keyboard itu sendiri ada "mainboard", fungsinya sebagai penerima pesan utama dan pengolahan frekwensi berbeda dari tuch / finger menghasilkan pesan analog, kemudian pesan itu masuk ke mainboard diolah dan dikeluarkan oleh modulasi suara ke speaker. begitulah sederhananya.
Menyangkut player, pada dasarnya setiap kita manusia lahir ada namanya DNA. DNA ini merupakan dominan turunan dari kombinasi orang tua kita (ayah dan ibu). pengaruh kepada keturunannya adalah 2% untuk kemampuan / bertalenta kita masing-masing hidup.
trus bagaimana kita bisa paham akan hal musik dan lain sebagainya terlebih RENGGET Karo khususnya ?
Itu pikiran kita sendiri yang menerima, baik itu dari daya dengar kita sendiri kemudian diimajinasikan secara tidak sadar. maka itu kemudian terprogram dalam pikiran kita. (termasuk dalam terdidik secara disiplin pendidikan formal maupun non formal / otodidak)
nah, begitulah terus menerus sehingga budaya-budaya di Indonesia setiap tempat ada istimewanya.
Hebat kan KARO bisa menciptakan sebuah hal yang Istimewa???
Hebat yahudi ninta nge usur, uwelah hebat ia, ia lanai sempat situbilen, ita meriah ka siakap. ya bedalah...
Bagaimana cara memahami sehat dan berpikir ala Islami? Sangat gampang sosodara.
Caranya, kosongkan dulu pikiran anda, kemudian posisikan diri berpikir tenang dan limpahkan pikiran anda pada Islam, yang konteksnya pada sholat sebagai inti.
ISLAM...
I, sholat Isya (diantara 19.15 wib - 19.30 wib)
S, sholat subuh (diantara 04.15 wib - 04.30 wib)
L, sholat Dzuhur (diantara 12.00 wib - 12.30 wib)
A, sholat Azhar (diantara 15.00 wib - 15.30 wib)
M, sholat Magrib (diantara 18.15 wib - 18.30 wib)
Waktu diatas bukan sebagai ketepatan, tapi disesuaikan oleh tempat masing-masing melihat terbit dan tenggelamnya matahari (timur ke barat)
Nah, berpikir sehat dan positifnya dimana? Kita perhatikan mulai dari pagi hari, ketika bangun pagi kita langsung diajak bersyukur atas istirahat kita sepanjang malam dengan sholat subuh (antara 04.15 - 04.30)
Seterusnya, setelah aktifitas sampai siang hari, kita diajak lagi untuk bersyukur pada sholat zhuhur (antara 12.00 - 12.30)
Perhatikan perbedaan jarak jamnya, antara subuh dan zuhur, ada waktu 8 jam aktifitas pikiran kita. Jadi sewajarna kita istirahatkan sementara dari hal-hal duniawi, dan diatur pikiran kita melalui sholat.
Seterusna, zhuhur ke waktu ashar, tentu ada waktu 3 sampai 4 jam. Ashar ke magrib jaraknya 3 jam, setelah itu magrib ke isya jarakna 1 jam.
Aktifitas besar pikiran kita sampai 8 jam, setelah itu perlahan berkurang 3 jam, 3 jam dan menjelang istirahat malam 1 jam kebersamaan dengan keluarga maka istirahat sepenuhna pikiran samapi waktu subuh ke esokan harinya.
Apakah pernah pikitan kita demikian menyangkut pola aturen kerna pikiran manusia ras perawatanna? Menurut saya kebanyakan tidak. Kenapa? Karena sifat pikiran keduniawian manusia itu sendiri.
Itulah salah satu hal sehat dan berpikir positif menyangkut pola pikir cara Islami.
Sibar em bas aku nari ustadz si la ngo kumesjid sodara-sodara....!!!
Engkai maka kalak manggris tubuh iya ngo tehna bahasa manggris... ?
cuba si andingken ras adat budaya karo "Mbesur Mbesuri.."
"mbesur-besuri enda kai ketua..."
"ketika bayi dalam kandungan sudah 7 bulan, adi ngo 7 bulan ngo lengkap panca indrana erfungsi. Jdi ngo i anggap sempurna manusia, tpi lenga tubuh. Jadi ope lenga tubuh, i ajari lebe alu toto kalimbubu bagepe perpanna. Sungkun kai sura-surana arah nandena. Sebab ia lit komunikasina arah pusuhna. sada si unik kal tehndu. uga maka kalak inggris tubuh ia, 2 tahun saja pe enggo tehna bahasa inggris. ras kita pe 2 tahun saja enggo siteh bahasa karo misalna. sebab dalam kandungan ketika ia 7 tahun, enggo banci si supplay ia bahasa, sebab otakna enggo mulai nerima memory data" "nce uga maka anak pertama ngenca"
"anak peduaken ras seterusna enggo i anggap ia (0rangtuana) pengalamen, jadi lanai perlu ajari"
"ngo la gia bagah me baci"
"seh bancina, erjabu kam pagi la pedah kerjaken, langsung saja kam kerangen ah tading, ngasa tubuh anakndu. Saja ula pagi kam heran "mbeeeekkk...." nina anakndu bagi sora kambing e sorana ngandong. Janah kam la kataken mahluk sosial, tapi mahluk hutan/kerangen. Ngit kam?"
Megati sibegi istilah adi kurang-kurang siakap wawasen kalak sideban mis si hakimi "la ngo kutiga". Apa kin korelasina wawasen ras prihal tiga (la ngo kutiga)?
Umumnya kalak karo, istilah pajak (tempat keramaian) disebut tiga. Kalau tiga tentu banyak hal kita temukan. Baik melalui awal perjalanan itu sendiri sampai ke tengah tiga, tentu banyak hal-hal baru, hal-hal perbedaan kita temukan menyangkut berbagai pikiren dibanding dengan hal-hal monoton umumnya kuta-kuta tempat sekitar kita khususnya
Tiga (pajak/pasar) merupakan bagin pusat tukar menukar barang dan jasa selanjutna i sebut ingan perputaren ekonomi. Tentu melala si idah erbage-bage aktifitas ras keahlian. Alu berbeda cara, erbage ide, erbage saran, erbage persaingen, erbage taki, erbagai karakter ras sidebanna.
Apakah kita pernah protes hal-hal perbedaan silit ? Tentu tidak. Yang ada kita akan memilah mana yang kita butuhkan, mana yang kita inginkan untuk di tiru, dikembangkan, di budidayakan disekitar kita ras sebage-bagena.
Mungkin rata-rata kita enggom kutiga, dan lanai menjadi hal aneh kerna perbedaan silit genduari bas kita.
Emaka trend yang bersifat global mungkin lebih cocok gundari labo hal "labo ngo kutiga" tapi "la ngo ku luar negeri". Engkai? Lah reh tangkasna siteh perbedaan secara global i babo pertibi enda lah reh ambah-ambahna wawasenta.
Hanya DEWA yang Tau...
salam bas kami nari si la ngo kuluar negeri.... !!!
Bagi kita Kalak Karo lalit raja, tapi kerajaan berfilosofi "pengancih jadi raja (Kalimbubu, Sukut dan Anakberu)"
Diluar daripada sie pasti Anceng Cian Cikurak (ACC) akan terjadi oleh karena mencoba NGERAJAI.
Emaka adi lit belas-belasta ula ACC ninta, e ertina kita berusaha ndarat arah mental adat, merubah sistem mental kiniersadan.
Alu bage adi lit kita la sepaham erkiteken lalit keadilen arah "yang kuat makan yang lemah dan yang lemah ikut membela yang kuat erkiteken lalit sifat ngerajai"
Adat Karo paham; waktu pasti mengubah segalanya bahwa :
"Pemimpin masa depan bukan mereka yang kuat secara materi, tapi Pemimpin adalah mereka yang mampu mengalahkan dirinya sendiri"
Sukut (Raja) numpak Dibata Kunampak (Kalimbubu) dan anak beru sang birokrat